ThePost.id – TNI melalui Komando Operasi (Koops) Habema berhasil melumpuhkan total 19 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam dua operasi terpisah di wilayah Papua Tengah sepanjang sepekan terakhir.
Operasi pertama berlangsung pada 10 Mei 2025 di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya. Dalam operasi ini, pasukan TNI berhasil menewaskan Nekison Enumbi alias Bumi Walo Enumbi, salah satu tokoh kunci OPM yang disebut sebagai pimpinan kelompok bersenjata di wilayah Yambi.
Menurut Komandan Satuan Tugas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, penindakan ini berdasarkan hasil pemantauan intelijen yang memastikan keberadaan target. “Nekison Enumbi selama ini diketahui aktif melakukan teror bersenjata dan telah masuk dalam daftar buronan Polres Puncak Jaya sejak April 2024,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (16/5/2025).
Dari lokasi penyergapan, TNI mengamankan sejumlah barang bukti berupa amunisi, senjata tajam, alat komunikasi, serta puluhan busur dan anak panah.
Operasi Serbuan di Intan Jaya Tewaskan 18 Anggota OPM
Empat hari berselang, tepatnya pada 14 Mei 2025, Koops Habema kembali menggelar operasi serbuan di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, yang berujung pada tewasnya 18 anggota OPM.
Dalam keterangan resmi Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Kepala Puspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyatakan operasi ini merupakan bagian dari komitmen TNI untuk melindungi masyarakat Papua dari ancaman kelompok bersenjata.
“TNI hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan dan intimidasi kelompok separatis bersenjata,” ujarnya.
Operasi berlangsung mulai pukul 04.00 hingga 05.00 WIT dengan menyasar beberapa kampung, yakni Titigi, Ndugusiga, Jaidapa, Sugapa Lama, Zanamba, dan Bambu Kuning. TNI memastikan telah menumpas sejumlah anggota OPM yang bermarkas di dua kampung terakhir tersebut.
Tiga pimpinan OPM yang dinyatakan tewas dalam kontak tembak adalah Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.
TNI juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain satu pucuk senjata api organik AK-47, satu pucuk senjata rakitan, puluhan butir amunisi, busur dan anak panah, bendera Bintang Kejora, serta alat komunikasi.
Letkol Iwan menegaskan, seluruh personel TNI dalam kondisi aman dan saat ini masih bersiaga di titik-titik strategis guna mengantisipasi pergerakan sisa kelompok OPM. Ia juga menambahkan, kelompok bersenjata ini selama ini terlibat dalam berbagai aksi kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembakaran rumah, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, serta penyerangan terhadap proyek pembangunan dan fasilitas umum.
Mayjen Kristomei menegaskan bahwa operasi-operasi ini dilakukan secara profesional, terukur, dan dengan mengutamakan keselamatan warga sipil. Ia menekankan kehadiran TNI di Papua bukan untuk menciptakan ketakutan, melainkan untuk menjamin rasa aman dan mendukung percepatan pembangunan.
“Kami tidak akan membiarkan rakyat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya sendiri,” ujar Kristomei.
Koops Habema merupakan satuan tugas khusus TNI yang dibentuk berdasarkan perintah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan dikomandoi langsung oleh Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto.
Selama bertugas, satuan ini terus menjalankan operasi teritorial dan intelijen guna menekan aktivitas kelompok bersenjata yang masih aktif di sejumlah wilayah pegunungan Papua.
Tinggalkan komentar