Islamad, ThePost.id – India dan Pakistan sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Sabtu (10/5/2025) usai mediasi diplomatik intensif yang dipimpin Amerika Serikat.
Kesepakatan gencatan senjata ini sebelumnya diharapkan mengakhiri eskalasi militer terburuk dalam beberapa dekade terakhir antara dua negara bersenjata nuklir itu.
Ketegangan meningkat pasca serangan terhadap wisatawan di Kashmir yang menewaskan 26 orang, sebagian besar warga Hindu asal India.
Namun, Beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan, warga Srinagar dan Jammu melaporkan suara ledakan hebat. Ledakan juga dilaporkan terjadi di sekitar Udhampur, kota garnisun yang menampung pangkalan militer penting.
India dan Pakistan Saling Tuding
India menuding Pakistan melanggar kesepakatan damai. Dalam konferensi pers di New Delhi, Sekretaris Luar Negeri India, Vikram Misri, mengatakan terjadi “pelanggaran berulang” terhadap kesepahaman yang telah dicapai.
“Kami menyerukan kepada Pakistan untuk mengambil langkah yang tepat dan menangani situasi ini dengan keseriusan dan tanggung jawab,” kata Misri yang kami kutip dari Independent.co.uk, Minggu (11/05/2025). Ia menambahkan bahwa militer India memberikan “tanggapan yang tegas dan tepat”.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyalahkan India atas pelanggaran tersebut, menyatakan bahwa militer Pakistan tetap mematuhi kesepakatan dan menunjukkan “tanggung jawab serta penahanan diri.”
“Kami percaya bahwa setiap persoalan dalam implementasi gencatan senjata harus diselesaikan melalui komunikasi di tingkat yang tepat,” demikian pernyataan resmi Pakistan.
Gencatan Senjata Dimediasi AS
Pengumuman gencatan senjata awalnya datang dari Presiden AS Donald Trump melalui akun Truth Social miliknya. Ia menyebut kedua negara telah menyepakati “gencatan senjata penuh dan segera”.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden JD Vance disebut memainkan peran penting dalam negosiasi selama 48 jam sebelumnya, dengan menghubungi para pejabat senior dari India dan Pakistan, termasuk PM Narendra Modi, Menlu Subrahmanyam Jaishankar, PM Pakistan Shehbaz Sharif, dan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Asim Munir.
Rubio menyatakan bahwa kedua negara telah menyetujui dimulainya pembicaraan lanjutan di lokasi netral untuk membahas isu-isu krusial seperti Kashmir.
Meski ketegangan belum sepenuhnya reda, masyarakat di kedua negara menunjukkan harapan atas perdamaian.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam pidatonya menegaskan bahwa negaranya menyetujui gencatan senjata demi kepentingan perdamaian kawasan.
Ia berharap sengketa yang telah berlangsung puluhan tahun, terutama soal Kashmir, dapat diselesaikan melalui dialog damai.
Tinggalkan komentar